Siapa yang membimbing dan mengajari anak berjalan? saat usianya masih sangat muda? mungkin ada yang belum genap 12 bulan tetapi ia sudah pandai berjalan. siapa pula yang mengajari anak untuk mengatakan ibu, ayah, adik dan kakak atau mungkin kata-kata panggilan yang menyentuh jiwa dari lisan seorang anak yang baru saja pandai berbicara? ia adalah CINTA.
Cinta adalah kekuatan perasaan yang ada di dalam jiwa seseorang yang mampu menggerakkannya untuk melakukan dan berusaha tanpa ampun hingga ia mampu mencapai tujuan yang ingin ia capai. Pencapaian itu bisa sangat beragam, hal ini tergantung dari cinta, di raga mana ia hidup.
Suatu ketika, saya pernah menonton televisi. Disitu diberitakan bahwa ada seorang guru yang rela mengajar tanpa adanya gaji. Ia telah bertahun-tahun melakukan pekerjaan ini tanpa syarat gaji sedikitpun. Walaupun demikian, masyarakat yang tidak terbeban itupun berbondong-bondong memberikan sebagian dari apa yang mereka punya untuk sang pahlawan tanpa tanda jasa itu agar ia mampu bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarganya keluarganya.
Tersebut di atas adalah sepenggal cerita tentang bagaiamana kehidupan itu berjalan dengan adanya cinta. Dalam kehidupan di dunia ini kita membutuhkan waktu seperti halnya bayi yang akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktunya. Bila ia diajari dan dibimbing dengan baik yaitu dengan penuh kecintaan, maka hal itu bukan hanya mampu memberikan kebaikan buat si bayi, tetapi juga kebaikan buat yang mencintainya berupa rasa bahagia.
Bahagia memberi, bahagia menerima. Alangkah menyenangknnya bila saja cinta itu mampu tumbuh di dalam proses pembelajaran di kelas. Para santri akan sangat bahagia menunggu waktu kebersamaan dengan kecintaan mereka terhadap pembelajaran. Mereka bahagia menerima dan gurupun bahagia memberi atau boleh jadi malah sebaliknya, para santri termotivasi untuk juga memberi dan guru mampu menerima dengan lapang hati.
Teaching with Love adalah judul sebuah buku yang mencerikatan tentang pendekatan cinta dan akhlak mulia dalam pembelajaran yang ditulis oleh Nanang Fatchurochman yang tampaknya mampu memberikan pemahaman kepada kita semua bahwa kekuatan cinta bisa ditularkan dan akan memiliki reaksi positif terhadap lingkungannya.
Saya pikir dalam pendidikan tidaklah perlu terlalu menuntut anak anak tentang apa kelak mereka akan menjadi apa, tetapi yang perlu kita pahamkan kepada mereka adalah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan demikian, ia akan mampu memilih berdasarkan kecintaannya atas kebermanfaatan yang akan ia berikan bagi oranglain maupun bagi lingkungannya. Tidak masalah ia kelak menjadi guru di pelosok sana, karena ia tahu ia akan sangat bermanfaat, bukan soal bila kelak ia mendapatkan honor kecil atau gaji kecil karena ia mencintai pekerjaannya.
Mari kita lakukan pembelajaran yang penuh cinta agar kita mampu bersinergi dengan lingkungan kita.