Sumatera Barat dikenal sebagai tempat kelahiran ulama dan cendekiawan muslim. Mereka tidak hanya terkenal di dalam negeri melainkan juga sampai keluar negeri. Pengakuan global datang, salah satunya dari Universitas Islam Al Azhar, Mesir.
Sudah sejak puluhan tahun lalu, Al Azhar memberikan penghormatan kepada ulama dan cendekiawan muslim asal Sumatera Barat. Terhitung sudah 4 tokoh Sumbar yang meraih kehormatan menyandang DR. HC.(Doctor of Honoris Causa); Abdul Karim Amrullah (Ayah Buya Hamka) 1926, Abdullah Ahmad (1926), Rahmah El Yunusiyyah (1957) dan yang terakhir adalah Buya Hamka (1961).
Sejarah di atas membuktikan betapa baiknya hubungan Al Azhar dengan Sumatera Barat. Tidak ingin menunggu dan terlalu lama bernostalgia atas kejayaan masa lalu, beberapa tokoh Sumatera Barat datang dan berkunjung langsung ke universitas tertua di Dunia ini.
Berangkat dari Indonesia, rombongan yang diketuai langsung oleh Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar yang ikut serta dalam rombongan, Direktur PPM. Diniyyah Pasia, Ust. Nashran Nazir, mereka tiba di Mesir dengan selamat pada 31 Desember 2019 yang lalu.

Dihubungi via whatsapp, Ust. Nashran menyampaikan bahwa secara umum, rombongan bermaksud ingin merevitalisasi dan memperkuat hubungan Sumbar dengan Al Azhar serta mendapatkan jalan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Al Azhar asal Sumbar. Secara khusus ada 3 misi penting untuk mewujudkan maksud diatas, diantaranya, beliau ingin (1) mengetahui kondisi ril mahasiswa sumbar, khususnya Alumni PPM. Diniyyah Pasia, (2) mengetahui langkah langkah sistematis agar calon mahasiswa asal Sumbar/ santri PPM. Diniyyah Pasia yang ingin berkuliah di Al Azhar, Cairo mendapatkan apa yang mereka inginkan dan, (3) mengetahui problematika rekrutmen mahasiswa baru dan mendapatkan solusinya.
Ust. Nashran juga menjelaskan, beliau dan rombongan sampai hari ke-4 di Mesir sudah datang ke kantor Duta Besar Indonesia di Mesir. Kedatangan rombongan disambut baik oleh Wakil Dubes RI. di Cairo, Dr. Aji Surya, bahkan secara khusus beliau mengundang rombongan untuk makan malam bersama.

Di sepanjang waktu inilah berbagai keterangan dan informasi didapatkan, diantaranya apa yang disampaikan atase KBRI bahwa Al Azhar tidak membatasi jumlah mahasiswa dari daerah manapun, termasuk Sumbar, hanya saja mungkin ada sistem di kementerian terkait di negara atau daerah dimana calon mahasiswa berasal. Atase KBRI juga menyebutkan bahwa lemahnya kemampuan berbahasa arab calon mahasiswa baru adalah masalah berikutnya yang juga harus menjadi perhatian. Lebih lanjut, Sumbar memiliki peluang yang besar besar untuk melakukan kerja sama dengan Al Azhar untuk bidang kebudayaan, hal ini bila pesantren dan perguruan tinggi di Sumbar siap untuk menerima mahasiswa Mesir untuk belajar di sana, sehingga akan terjadi mutualisme. Untuk poin ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI siap untul memfasilitasi.

Diakhir komunikasi, Ust. Nashran menyampaikan bahwa pada dasarnya ini semua untuk meningkatkan SDM Sumbar termasuk PPM. Diniyyah Pasia, dan bila tidak ada kendala, hari Ahad besok, rombongan akan difasilitasi KBRI akan menemui pihak Al Azhar.