Globalisasi diambil dari kata global. Global menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) merupakan kata adjektif yang bermakna “secara umum dan keseluruhan”. Dengan makna tersebut maka globalisasi bisa diartikan sebagai proses menjadi umum dan menyeluruh (mendunia).

Globalisasi telah merambah ke berbagai aspek dalam kehidupan manusia, dan tampaknya memang secara sadar manusia diarahkan ke sana, yaitu menjadi global. Globalisasi dalam kehidupan, kita rasakan bahwa kita tiba-tiba menjadi sama dengan apa yang terjadi di negara atau belahan dunia lain atau bahkan menjadi ketergantungan.

Globalisasi tanpa adanya nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup menjadikan individu sangat mudah dibawa arus. Ada begitu banyak media, fasilitas yang mendukung terciptanya globalisasi ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor globalisasi yang sangat masif sekaligus yang perlu untuk kita waspadai bukan untuk ditakuti.

lihatlah contoh nyatanya, betapa manusia sudah semakin kurang empati dalam kehidupan sosialnya di tengah globalisasi ini. Dapat kita temui perilaku sebagian orang yang begitu teganya merekam sebuah kecelakaan/musibah yang disitu korbannya memerlukan bantuan pertolongan segera, tetapi tidak mendapatkannya. Mereka justru menjadikan korban sebagai objek sebuah konten dengan tujuan komersial dengan mendulang ‘like’, ‘followers’, ‘viewers’ atau istilah lainnya untuk mendapatkan keuntungan ataupun menjadi terkenal ‘Viral’.

Globalisasi menciptakan interdependensi (ketergantungan) antara aktivitas ekonomi dan budaya sehingga manusia menjadi lebih konsumtif. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan sebuah sikap terpuji di dalam Islam yang bernama Qonaah.

Sikap qonaah muncul dari adanya sifat syukur dalam diri seseorang. Bersyukur atas apa yang telah Allah Subhanahu Wata’ala berikan kepada kita adalah keharusan/kewajiban untuk selalu kita pertahankan dan perjuangkan karena dengannya kita mampu mengontrol diri agar tidak hanyut dalam arus globalisasi yang konsumtif dan hedonis (menjadikan kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan hidup)

Ustadz Zaid Hamdani, M.A., Ph.D. pada kesempatan briefing pagi di PPM. Diniyyah Pasia menuturkan, bahwa ada 5 ciri – ciri orang yang memiliki sikap Qonaah menurut Buya Hamka, yaitu:

  1. Rela akan ketetapan Allah SWT. setelah sebelumnya ia berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan dan memenuhi hal yang ia inginkan;
  2. Memohon kepada Allah SWT. untuk hal-hal yang layak dan tidak meminta berlebihan atau dengan artian meminta sesuai kebutuhan;
  3. Menerima takdir dengan sadar, yaitu sadar bahwasanya kita telah berusaha tetapi ada ketetapan yang harus diterima karena sesuai dengan ketetapan Allah;
  4. Tawakkal (berserah diri kepada kehendak Allah);
  5. Menolak tipu daya dunia.

Tinggalkan Balasan