Pasia- Sebanyak 40 orang guru asrama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, pada hari Ahad, 12 Februari 2023 yang lalu datang berkunjung ke Diniyyah Pasia. Kedatangan guru asrama tersebut didampingi oleh Kepala asrama, Ustaz Taufik Hidayat, S.Th.I., M.Pd. dan Pimpinan Pesantren, Ustaz H. M. Zaki Munawar, Lc.

Rombongan tiba di Kampus 4 Ponpes Modern Diniyyah Pasia pada Pukul 09.15 WIB. Rombongan disambut langsung oleh Bapak Pimpinan Ponpes Modern Diniyyah Pasia, Buya H. Nawazir Muchtar, Lc. dan didampingi oleh Kepala Pengasuhan Putra, Ustaz Khairul Hafizh, S.Th.I. dan Kepala Pengasuhan Putri, Ustazah Sharah, S.Pd. bersama staf pengasuhan lainnya.

Ustadz Zaki, Pimpinan Ponpes Sumatera Thawalib menyampaikan maksud kedatangan beliau bersama rombongan sebagai kegiatan kunjungan silaturrahim serta studi tentang pola dan system kepengasuhan di Diniyyah Pasia.

Kami datang dari Parabek beserta rombongan bermaksud hendak silaturrahim dengan Ponpes Diniyyah Pasia. Tentu ini merupakan usaha kami dalam meningkatkan mutu pesantren dalam menjalankan amanah dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan generasi umat Islam yang juga merupakan kewajiban bagi lembaga lainnya yang serupa. Dari segi penegakan disiplin bahasa misalnya, kami ingin tahu seperti apa Diniyyah Pasia mendisiplinkan para santri. (Ustaz H. M. Zaki Munawwar, Lc./Pimpinan Ponpes Sumatera Thawalib Parabek).

Ada 5 pokok pembahasan yang menjadi isi dari diskusi tersebut, yaitu : Dakwah, akhlak, pendidikan, kebersihan dan pola pengasuhan secara umum. Diskusi dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok terdiri dari guru asrama beserta pengasuhan putri dan santu kelompok lagi terdiri dari guru asrama putra beserta pengasuhan putra.

Saya pribadi baru saja ditunjuk menjadi Kepala Asrama, lebih kurang 4 bulan yang lalu. Untuk itu kami datang dengan membawa semua guru asrama ke Ponpes Diniyyah Pasia untuk belajar tentang pola dan system kepengasuhan di sini yang mungkin nanti dapat kami terapkan juga di sana (Parabek). Ini adalah bukti keseriusan kami. (Ustaz Taufik Hidayat, S.Th.I., M.Pd./Kepala Asrama Ponpes Sumatera Thawalib Parabek)

Pada sesi diskusi, Ustaz Taufik mengungkapkan bahwa permasalah di asrama (parabek) merupakan permasalahan yang cukup kopleks. Permasalahan-permasalahan itu seperti para santriwati contohnya , sebagian dari mereka tidak menunjukkan adanya perubahan tingkah laku yang diharapkan. Perbedaan sikap dan tingkah laku tersebut sangat tampak jelas saat liburan, para santriwati tidak mengenakan pakaian yang semestinya sebagaimana yang telah diajarkan. Tidak berbeda dengan santri, sebagian mereka juga ada yang menunjukkan sikap dan tingkah laku melanggar, cabut merokok dan lain sebagainya. Beliau juga menambahkan bahwa belakangan, kondisi tersebut diperparah dengan adanya indikasi keterlibatan orangtua dalam membentuk sikap indisipliner anak seperti datang terlambat saat liburan semester.

Permasalahan yang disampaikan di atas ditanggapi langsung oleh Ustaz Kahirul Hafizh/Kepala Pengasuhan Putra. Dalam kesempatan itu beliau tampak menyetujui bahwa apa yang terjadi di parabek sebenarnya juga merupakan masalah yang dialami oleh hampir semua pondok pesantren berasrama. Bedanya adalah di Diniyyah Pasia semua santri dan santriwati diwajibkan mukim 24 jam sehari, sedangkan di Parabek tidak, sebagian dari santri dan santriwati ada yang tidak mukim dan mereka pulang dan pergi dari dan ke rumah masing-masing setiap hari. Dengan sistem pendidikan seperti itu tentu parabek harus memiliki formula khusus.

Ustaz Khairul Hafizh juga menambahkan bahwa keterlibatan musyrif kamar atau guru asrama harus dapat diperluas, seperti berbaur dengan anak-anak saat berolahraga dan pada kegiatan lainnya. Itu merupakan hal positif dan sangat efektif dalam membangun kedekatan emosi dengan para santri. Selain itu, Pengasuhan juga melibatkan Tenaga Profesional lain seperti BK (konselor).

Para musyrif di sini rata-rata masih single, mereka mampu berbaur dengan anak-anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti berolahraga bersama. Kondisi seperti itu sangat baik, anak-anak punya kedekatan dengan musyrif kamarnya. Bila ada anak yang bermasalah, kami tidak bekerja sendiri, ada BK yang turut kami libatkan dalam menangani permasalah tersebut sebelum akhirnya mereka dijatuhi sanksi, seperti skorsing misalnya dan lain sebagainya…. (ustaz Kahirul Hafizh, S.Th.I./Kepala Pengasuhan Putra)

Diakui oleh ustaz Taufik bahwa saat ini keterlibatan guru asrama di Parabek belum mampu berbaur seperti yang digambarkan oleh ust. Khairul Hafizh tadi. Parabek sendiri telah memiliki sekitar 8 orang guru BK, tetapi guru BK belum atau tidak masuk ke ranah Guru Asrama, mereka baru difungsikan dalam kegiatan madrasah.

Ustadz Fery Anggara (Koordinator BK Diniyyah Pasia) mendapatkan kesempatan berbicara dalam diskusi. Menurut hemat beliau, Parabek dan Diniyyah Pasia memiliki kondisi yang relatif berbeda atau tidak sama. ini bisa dilihat dari berbagai pendekatan. Dari sistem keasramaannya, parabek menganut dua model yaitu ada anak yang di asrama ada yang tidak. Dari struktur, Guru asrama di parabek tidak terintegrasi dengan struktur di madrasah, padahal struktur di madrasah itu sangat strategis bila dapat difungsikan, seperti BK misalnya.

Menghadapi santri dan santriwati yang sangat banyak membutuhkan ketepatan tindakan. kalau tidak demikian, banyak tenaga yang habis terkuras sia-sia atau mungkin dengan bahasa lain ya tidak efektif dan tidak efisien. Diniyyah Pasia punya santri hampir 1000 dan Parabek jauh lebih banyak lagi dari itu, sekitar 1600 santri/wati. Banyak permasalahan itu seperti gunung es, fakta yang tampak belum menunjukkan masalah sebenarnya. Oleh karena itu fakta harus disandingkan dengan data. Diniyyah Pasia sudah bekerja disektor pengumpulan data yang dimulai dari sistem penerimaan santri baru. Tidak hanya anak yang diwawancarai tapi juga dengan kedua orangtuanya. Data tersebut dikumpulkan di BK dan dapat digunakan oleh pengasuhan bila dibutuhkan. Selain itu, di sini strukturnya semua kami adalah pengasuh yaitu pengasuh yang diberikan amanah sebagai Kepala Pengasuhan misalnya, sebagai Penanggung Jawab ibadah, bahasa dan lainnya. (Fery Anggara/Koordinator BK)

Kegiatan diskusi selesai pada pukul 12.00 WIB dan diakhiri dengan perfotoan dan pemberian kenang-kenangan dari Ponpes Sumatera Thawalib Parabek ke Ponpes Modern Diniyyah Pasia yang diterima langsung oleh Buya Nawazir (Pemimpin PPM. Diniyyah Pasia)

Tinggalkan Balasan