Dalam banyak kesempatan ruang dan waktu, manusia senantiasa melakukan komunikasi. Entah itu berkomunikasi dengan teman, pasangan, anak, tetangga dan dengan siapa saja dan termasuk dengan orang yang baru kita kenal atau tidak dikenal sama sekali. Guru mengajar di kelas, ia berkomunikasi dengan siswa, pimpinan di sebuah lembaga, ia juga berkomunikasi dengan bawahan dan mitra. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dan dibutuhkan oleh semua orang !.

Setiap orang  mesti melakukan komunikasi seperti mengobrol, bercerita, curhat dan lain sebagainya. Mereka membutuhkan itu semua. Menurut Davis, 1940 dalam Rakhmat, 2009, manusia tidak dapat hidup dan berkembang dengan baik bila mereka mengalami hambatan atau kurang dalam berkomunikasi. Fakta ini dapat diketahui dari apa yang terjadi terhadap seorang anak yang mengalami pemasungan oleh Ayah kandungnya semenjak balita dan dalam waktu yang cukup lama. Anak tersebut mengalami kondisi yang abnormal : kebingungan/linglung dikarenakan ia tidak mengerti apa yang disampaikan oleh orang-orang di sekitarnya.

Komunikasi merupakan proses yang tidak boleh sembarangan dilakukan. Komunikasi yang tidak efektif akan memunculkan dampak yang mungkin tidak terbayangkan oleh komunikatornya, seperti perperangan, perceraian, perkelahian, tawuran dan lain sebagainya. Tawuran dikarenakan saling ejek antarkelompok, peperangan dan perceraian terjadi karena salah paham dan salah pengertian. Masih banyak lagi berbagai pertikaian yang terjadi yang disebabkan komunikasi yang tidak efektif.

Untuk itu, ada beberapa tanda-tanda yang dapat kita ketahui, apakah komunikasi yang kita lakukan efektif atau tidak.

  1. Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat oleh komunikan atas isi stimuli sebagaimana yang dimaksud oleh komunikator.
  2. Kesenangan, yaitu komunikasi tidak hanya ditujukan untuk penyampaian pesan melainkan juga untuk mencapai kondisi yang disebut dalam Analisis Transaksional  sebagai kondisi : Iam OK, – You are OK. Inilah yang selanjutnya disebut sebagai komunikasi Fatis (phatic communication) dimaksud untuk menimbulkan kehangatan, keakraban dan menyenangkan.
  3. Memengaruhi Sikap, yaitu komunikasi ditujukan untuk dapat memengaruhi orang lain dalam hal pendapat, sikap dan tindakan. Guru mengajak murid-muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan atau salah satu mata pelajaran dll.
  4. Hubungan sosial yang baik, yaitu komunikasi ditujukan untuk dapat bergabung dengan hubungan bersama orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, mencintai dan dicintai. Manusia itu memiliki kebutuhan sosial dimana mereka mempertahankan hubungan yang memuaskan dalam hal  Interaksi dan Asosiasi (inclusion), Pengendalian & Kekuasaan (control), cinta dan kasih sayang (affection). semua kebutuhan sosial itu hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi.
  5. Terjadi tindakan. Komunikasi dalam upaya mendorong orang lain untuk bertindak, itu lebih sukar dari upaya memengaruhi sikap dan menimbulkan pengertian. Walaupun demikian, efektivitas komunikasi hanya dapat diukur berdasarkan tindakan, seperti seorang juru kampanye, propagandanya akan dikatakan efektif bila pemilih mencoblos lambang parpolnya saat pemilu berlangsung.

Tinggalkan Balasan